Coretan Adit
Minggu, 05 Agustus 2018
Minggu, 29 April 2018
BAHASA TUBUH DAN BAHASA NON VERBAL
BAHASA TUBUH
DAN
BAHASA NON VERBAL
Disusun untuk memenuhi tugas
matakuliah
teknik
lobi, negosiasi, diplomasi
dan
marketing
Dosen:
Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd
NIDN. 0307067203
Oleh:
Suwanti
Indriani (163124350057002)
Praditya Primadi (20153124350050001)
Fakultas llmu Komunikasi
Program Studi Humas
U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Jl. Cipinang Muara Besar No 2 Jakarta Timur
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------------- i
KATA PENGANTAR
------------------------------------------------------------------ ii
BAB I PENDAHULUAN
11.1 Latar
Belakang---------------------------------------------------------------------------- 1
11.2 Tujuan
Penulisan------------------------------------------------------------------------- 3
BAB II PEMBAHASAN
22.1 Pengertian
Komunikasi Non Verbal dan Bahasa Tubuh------------------------- 4
22.2 Fungsi
Komunikasi Non Verbal………………………………………..----- 5
23.3 Enam
Ciri Utama Komunikasi Non Verbal……………..………………... 6
24.4 Tiga
Bagian Utama Komuniksi Non Verbal…………………………...----- 7
25.5 Komunikasi
Ruang………………………………………………………… 8
26.6 Faktor-faktor
Komunikasi Ruang…………………………………………. 9
27.7 Fungsi
Bahasa Tubuh dalam Lobi dan Diplomasi……………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1.1
Kesimpulan---------------------------------------------------------------------- 13
3.1.2
Saran------------------------------------------------------------------------------ 13
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Bahasa
Tubuh dan Komunikasi Non Verbal” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd selaku Dosen mata kuliah Teknik Lobi,
Negosiasi, Diplomasi dan Marketing yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
11.1 LATAR BELAKANG
Lobi
adalah salah satu kegiatan komunikasi yang bersifat informal. Sebagai bagian
dari kegiatan komunikasi yang salah satu tujuannya untuk mempengaruhi sasaran
lobi maka pemahaman akan Bahasa tubuh bagi pelobi sangatlah penting.
Ada
beberapa alasan mengapa pelobi harus menguasai Bahasa tubuh yang merpakan
Bahasa dalam wujud isyarat nonverbal. Beberapa ahli komunikasi yakin, boleh
dikatakan dari total 100% pesan yang diterima komunkan dari komunikator, pesan
berwujud isyarat nonverbal lah yang terbesar. Komposisi perbandingan pesan yang
dipergunakan manusia saat berkomuniksi tersebut adalah 58% dalam wujud Bahasa
isyarat atau Bahasa tubuh, selebihnya 34% berupa nada suara atau intonasi dan
terakhir,pesan berupa kata-kata hanya sebesar 8%.
Bisa dibayangkan betapa besarnya fungsi isyarat nonverbal
bagi komunikasi manusia ataupun bagi kehidupan manusia. Untuk mengilustrasikan
betapa besarnya peran bahasa tubuh ini, kita dapat mengumpamakan dua orang yang
sedang berkomuniksi di alam terbuka. Pada mereka tidak ada yang beda kegiatan
komunikasi lainnya. Kecuali satu hal, tentunya, tubuh kedua orang tersebut
seluruhnya dibalut gips seperti mummi.Keduanya tidak bisa bergerak, yang
bergerak hanya bibirnya dan matanya. Meski kita dapat berkata bahwa pada
keduanya komunikasi yang bisa keluar hanya pesan berupa kata-kata, biasanya
isyarat non verbal tetap tidak bisa dihilangkan. Dari sorot mata kesal, marah,
atau tanda menyerah, dan dari gerak bibirnya yang menunjukan ketidaknyamanan
atau penderitaan, semuanya menyiratkan bahwa bahasa isyarat nonverbal tetap
dipakai, tidak bisa dihindari atau dicegah.
Alasan berikutnya adalah pelobi dalam melakukan kegiatan
lobinya hanya memiliki tujuan tanggal, yaitu mempengaruhi sasaran lobinya. Agar
tujuan lobinya tercapai, pelobi tidak hanya harus bisa membaca apa yang terucap
oleh sasaran lobi, pelobi harus pula mampu membaca pesan-pesan tidak terucap.
Dengan kata lain, meski pelobi tidak mungkin membaca seluruh isyarat bahasa non
verbal tersebut, namun untuk keberhasilan lobinya dia harus mampu membaca
sebanyak mungkin pesan baik terucap maupun tidak terucap dari komunikan yang
menjadi sasaran lobinya.
Untuk keberhasilan lobinya, kemampuan membaca pesan nonverbal ini juga masih harus dipadukan dengan
kemampuan membaca dan memahami sifat, akarakter, dan ciri kepribadian yang
memiliki komunikan yang menjadi sasaran lobinya. Untuk menggolkan maksud kita
dalam berkomunikasi, kita harus bisa mempengaruhi. Untuk bisa mempengaruhi
harus bisa mengetahui harapan-harapan, keinginan-keinginan, cita-cita,
nilai-nilai yang dimiliki sasaran lobi. Pada intinya, komunikasi juga tidak
hanya bersifat interaksionis, tetapi juga transaksional.
Seseorang mau mengabulkan usulan, sasaran lobi mau
mendengarkan pesan, mau nyetujui keinginan, mereka akan melakukan perhitungan
untung rugi terlebih dahulu. Sudah tentu mereka tidak mau menerima usulan yang
diajukan jika dia hanya mendpatkan kerugian. Kalau pun mereka mau menerima
usulan meski akan menerima kerugian, karena mereka juga punya perhitungan bahwa
mereka harus mendapatkan kompensasi atas kerugian yang diterimanya.
Kita harus membaca yang dirasakan, dipikirkan, dan
diharapkan sasaran lobi kita. Itu bisa diketahui bila membaca pesan yang mereka
sampaikan dari pesan terucap, dan juga bisa membaca pesan-pesan tidak terucap.
Akan tetapi, untuk tidak salah paham memahami, bahasa
tubuh (gesture) tidak sama dengan
bahasa atau komunikasi nonverbal. Bahasa tubuh adalah bagian dari bahasa atau
komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal terdiri dari bahasa tubuh (sering
disebut pesan tubuh atau gesture),
ekspresi wajah, kontak mata, jarak anatar tubuh (proxemics),
dan cara berpakaian. Sebagian penulis menyebutkan bahwa diam seseorang masuk ke
dalam komuniksi nonverbal.
11.2 TUJUAN PENULISAN
Sesuai
dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Komunikasi
Non Verbal dan Bahasa Tubuh?
2. Untuk
mengetahui fungsi dari
Komunikasi Nonverbal?
3. Untuk
mengetahui Ciri utama dari
Komunikasi Nonverbal?
4. Untuk
mengetahui tiga bagian utama
Komunikasi Nonverbal?
5. Untuk
mengetahui Fungsi Bahasa
Tubuh dalam Lobi dan Diplomasi?
6. Untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Teknik
Lobi, negosiasi, diplomasi dan Marketing?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Komunikasi Non Verbal dan Bhasa Tubuh
2.1.1.
Pengertian
Komunikasi Non Verbal dan Bahasa Tubuh
Ada beberapa
hal yang perlu dipelajari dalam mengasah kemampuan membaca tubuh. Dianaranya
memahami fungsi bahasa tubuh, mengetahui ciri-ciri bahasa tubuh, mengetahui
dasar-dasar gerakan tubuh, dan beberapa pedoman lainnya.
Seorang pelaku
bisnis MLM (Multi Level marketing) yang mencapai tingkat tinggi, peringkat Diamond,mengungkapkan, bila kita
menguasai isyarat-isyarat bahasa tubuh yang dipadukan dengan penguasaan tentang
sifat-siafat dan kepribadian manusia, maka kita akan dapat menjadi peramal,
meramal nasib manusia, memotivasinya, dan mangantarkan ke tingkat sukses. Meski
ucapan tersebut bernada hiperbola atau ungkapan, kiasan atau pernyataan yang
dibesar-besarkan (berlebihan) guna memperoleh efek tertentu, namun ucapan
tersebut ada benarnya. Mengapa demikian? Sebab lawan biacara kita akan kagum
dan merasa takluk, tidak dapat lagi berkilah, tidak dapat lagi menutup-nutupi
perasaannya, sehingga mereka mau mendengar pesan-pesan kita, mengikuti dan
menuruti permintaan kita. Sama seperti seorang bocah bersikap terhadap orang
tuanya.
Menurut Sasa
Djuarsa Sendjaja, komunikasi nonverbal secara umum didefinisikan sebagai “ pesan-pesan yang diepresikan secara sengaja atau
tidak sengaja melalui gerakan atau tindakan atau perilaku atau suara-suara atau
vokal yang berbeda dari penggunaan kata-kata dalam bahasa”.
Sedangkan menurut Richard E. Potter dan
Larry A. Samoval dalam Intercutrular
Communication : A Reader (
Cengage Learning, 2014),Bahasa tubuh adalah proses pertukaran pikiran dan
gagasan dengan menyampingkan pesan berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan
mata, sentuhan, artifak (lambing yang digunakan), diam, waktu, suara, serta
postur dan gerakan tubuh.
Dalam banyak
buku definisi bahasa tubuh juga banyak ragamnya. Namun, yang lebih mendekati topik
bahsa kita disebutkan bahasa tubuh adalah gerak-gerik dan posisi tubuh yang
dilakukan secara sadar ataupun tidak, yang mengkomunikasikan pikiran dan
perasaan seseorang.
Perlu
diperhatikan dengan seksama disini adlah penggunaan istilah “diekspresikan secara
sengaja atau tidak sengaja” dan “ dilakukan secara sadar ataupun tidak”. Dari
sitilah tersebut kita bisa menangkap dua buah prinsip yang sangat penting untuk
kegiatan komunikasi. Pertama, komunikasi nonverbal harus dilakukan dengan sadar
dan sengaja. Prosesnya selalu dimulai dengan pemberian makna serta perumusan pesan dan diakhiri dengan pengiriman pesan.
Komunikasinya, pengiriman pesannya secara sadar karena
dia punya motif-motif teretntu.
Kedua,
pesan-pesan nonverbal bisa dieskspresikan secara tidak sengaja ataupun sengaja,
dan secara sadar ataupun tidak. Jadi, secara tidak sengaja ataupu sengaja bisa
saja pesan-pesan nonverbalnya keluar. Hal yang menarik disini, yang
diekspresikannnya adalah perasaannya-perasaannya dan pikirannya.Sejalan dengan
hal itu, bila pikiran lawan bicara kita jujur danbersih, amaka pean yang disengaja ataupun tidak disengaja tetap berupa pesan jujur,
begitupun sebaliknya. Dengan
demikian, apa pun gerakan isyarat yang muncul bisa segera ditangkap oleh polisi
yang mengintrogasinya (Vijaya Kumar, 2002).
Dalam praktik
muncul istilah lobi mungkin karena alsan tersebut. Sasaran lobi bila tetap
duduk di kursinya di kantor, maka ia akan bersembunyi di balik topeng
perusahaannya, dibalik topeng instansi pemerintah, dibalik jabatan atau kursi
kedudukan.mereka akan mengatur duduknya, bicaranya, hingga bahasa tubuhnya. Itu
sebabnya, bila ingin berhubungan dengan para karyawan yang memiliki jabatan,
mereka perlu ditarik ke luar kursinya. Keberhasilan kita menarik keluar dari
kantornya dan kursinya akan membongkar benteng kamuflase dalam dirinya.
2.1.2.
Fungsi Komunikasi
Nonverbal
Devito (2001) mengutip Ekman (1965) dan Knapp (1978)
mengatakan ada enam fungsi bahasa nonverbal. Keenam fungsi nonverbal tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Menekankan
2. Fungsi Melengkapi
3. Fungsi Kontradiksi
4. Fungsi Mengatur
5.
Fungsi
Mengulangi
6.
Fungsi
Menggantikan
2.1.3.
Enam Ciri Utama Komunikasi Non
Verbal
Dalam memahami
buntuk kepentingan sukses sebuah lobi, Devito (2001) memeberi beberapa pedoman. Setidaknya, ada enam ciri utama
komunikasi nonverbal. Keenam ciri tersebut adalah :
1. Isyarat Nonverbal Bersifat Komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku
nonverbal selalu mengkomunikasikan sesuatu, contohnya diam. Saat kita diam,
kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu. Ada makna dalam sikap diam kita.
Konkretnya, ketika kita duduk diam sambil mendengarkan music, itu sudah
komunikasi. Saat memandang hampa keluar jendela rumah, itu juga mengisyaratkan
pesan. Itu komunikasi.
2.
Isyarat
Nonverbal Bersifat konstekstual
Artinya
pesan yang terkandung dalam isyarat non verbal tergantung pada konteksnya
(Tempat, waktu dan situasinya). Mengedipkan mata pada seorang wanita di bus
kota dan di meja poker beda makananya. Kedipan mata di meja poker akan mendapat
uang banyak, kedipan mata di bus kota, bila anda lakukan, anda akan mendapat
bogem mentah ketupat bengkahulu.
3.
Isyarat Nonverbal Bersifat Paket
Perilaku
non verbal apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh dan sebagainya biasanya
bersifat paket atau tandan (cluster).
Semua bagian tubuh biasanya berkerja bersama untuk mengomunikasikan makna
tertentu. Sama seperti kata dalam dan kalimat dalam bahasa tulis, kita memahami
kata-kata yang sulit melalui pemahaman yang keseluruhan kalimat, dalam memahami
isyarat non verbal pun demikian. Misalnya, kita sedang mengetahui orang sedang
marah atau tidak, maka isyarat yang kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya di ikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang menegang,
dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap berkelahi.
4.
Isyarat
Nonverbal Dapat Dipercaya
Hasil
penelitian menunjukan hamper selalu terdapat kekonsistenan antara bahasa verbal
dan nonverbal. Jika kita berdusta secara verbal, maka secara nonverbal pun
berdusta. Hasil penelitian para ahli juga menemukan, biasanya orang yang
berbohong saat berbicara, menggunakan kata-kata yang lebih sedikit dari pada
yang tidak. Hasil penelitian juga menemukan pada orang yang berbohong cenderung
menggunakan jeda (pause) yang lebih
lama sebelum menjawab pertanyaan seseorang. Ciri lain dari orang yang berbohong
adalah mereka jarang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka bisanya
menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, “yah, seperti itulah”, dan
seterusnya. Mereka jarang menyebutkan nama tempat atau nama orang secara
spesifik. Ciri lainya adalah saat berbicara sering menutup mulutnya dengan
tangan yang posisi ibu jarinya di pipi.
5.
Isyarat Nonverbal Dikendalikan Oleh Aturan
Artinya,
ada aturan-aturan yang berlaku dalam isyarat nonverbal. Hanya yang memiliki
kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak.
6.
Isyarat Nonverbal Bersifat
Metakomunikasi
Artinya,
antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan
isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling
berhubungan, saling mengkomunikasikan dan saling menguatkan.
2.1.42.1.4
Tiga
Bagian Utama Komunikasi Nonverbal
Devito
juga menyebutkan bahasa nonverbal atau bahasa tubuh terdiri dari bagian utama.
Pertama, gerakan tubuh; kedua, gerakan wajah; dan ketiga, gerakan mata.
Uraian
singkatnya adalah:
1. Gerakan tubuh. Gerakan tubuh
meliputi :
a. Emblim,
yaitu perilaku nonverbal yang langsung menggatikan bahasa verbal.
b. Illustrator,
yaitu perilaku nonverbal yang berfungsi memberi ilustrasi
c. Affect display,
yaitu isyarat nonverbal yang mengekspresikan emosi seseorang dan menunjukkan
ekspresi senang ,marah,rasa takut,atau rasa kesal.
d. Regulator,
yaitu isyarat nonverbal yang bersifat mengatur (memonitor,menjaga.atau
mengontrol).
e. Adaptor,
yaitu perilaku nonverbal yang berfungsi memuaskan kebutuhan tertentu,misalnya
menggarukkan tangan di kepala karena gatal.
2.
Gerakan Wajah. Dalam gerakan wajah ini
para peneliti berkeyakinan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan kelompok
emosi beriku ini:kebahagiaan,keterkejutan,ketakuatan,kemarahan,kesedihan,dan
kemuakan/penghinaan. Kelompok emosi di atas seperti ditulis Devito dinamakan affect display primer.
3.
Gerakan
Mata .Dalam gerakan mata ini ada
fungsi komunikasi yang antara lain untuk :
a.
Mencari umpan balik. Bila kita memandang
sunguh-sunguh pada orang yang kita ahak bicara ,artinya kita meminta
pendapatnya.
b.
Menginformasikan perihal lain untuk
bicara. Seseorang dosen menatap mahasiswanya setelah bertanya. Ini artinya sang
dosen mempersilahkan mahasiswanya untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan.
c.
Mengisyaratkan sifat hubungan. Pandangan
focus seseorang pada yang lainya adalah menyiratkan adanya tanda sayang.
Sebaliknya ,bila pandangan cenderung menghindar,itu bertanda ia sudah membenci
lawan bicaranya.
d.
Mengkompensasi bertambahnya jarak fisik.
Pandangan mata bisa menjadikan dekat atau makin jauh dengan orang lain.
e.
Fungsi penghindaran kontak mata. Dalam
termologi sosiologi kontak mata ternyata memiliki fungsi sosial yang
baik,antara lain dengan mengalihkan pandangan kita ke arah yang lain untuk
melindungi privasi seseorang.
f.
Pembesaran pupil mata. Bila tertarik
atau terangsang pada sesuatu,seseorang biasanya memberbesar pupil matanya.
2.1.5.
Komunikasi
ruang
Selain berkomunikasi dengan kata-kata,
tubuh, wajah dan mata, kita juga berkomunikasi dengan ruang, wilayah dan
sentuhan. Komunikasi ruang juga sering disebut sebaiagai proksemik (proxemics). Istilah ini pertama kali
dikemukakan oleh Edward T. Hall (dalam Devito, 2001) seorang ahli antropologi.
Devito menyebutkan jarak spesial. Jarak spesial ini, jarak antara kita dengan
lawan bicara, akan menentukan maknanya sendiri-sendiri. Jarak spesial tersebut
adalah:
a. Jarak
intim. Jarak yang dimulai dari 0-45 cm. dibagi menjadi dua yaitu fase dekat
(bersentuhan) dan fase jauh yg masih memungkinkan untuk berjabat tangan.
b. Jarak
pribadi (personal). Jarak ini dimulai dengan 45- 120 cm. pada jarak ini fasa
dekat masih bisa bersentuhan dengan
saling mengulurkan tangan. Bila ada oeang masuk kedalam wilayah pribadi ini,
orang tersebut merasa tidak nyaman.
c. Jarak
sosial. Jarak disini adalah 120 – 360 cm, jarak untuk urusan pekerjaan. Hubugan
bersifat informal.
d. Jarak
Publik. Pada jarak ini, 360 – 750 cm, jarak aman seseorang untuk terlepas dari
gangguan atau perasaan terancam.
2.1.6.
Faktor-faktor
mempengaruhi komunikasi ruang
a. Status.
Dalam teori, dua orang yang memiliki
status setara cenderung membuat inisiatif agar jarak satu sama lain lebih
dekat.
b. Budaya.
Seseorang juga menentukan caranya
mengambil jarak dengan teman bicaranya.
c. Konsteks.
Sitauasi, tempat, dan waktu). Konsteks
ini juga mempengaruhi jarak seseorang dengan jarak lainya saat bicara.
d. Usia.
Untuk mereka yang usianya lebih tua maka
jaraknya saat berkomunikasi cenderung lebih jauh.
2.1.7. Fungsi Bahasa Tubuh dalam Lobi dan
Diplomasi
Para pebisnis yakin dalam membangun
hubungan dengan relasi dan mitra bisnisnya kesan pertama sangat penting. Lewat
kesan pertama, para pebisnis dapat menilai apakah relasi atau calon mitra
bisnisnya bisa dipercaya atau tidak? Bisa diajak kerja sama atau tidak? Mereka
bisa diandalkan atau tidak? Bila calon mitra bisnisnya gagal memberikan kesan
pertama yang baik, maka hampir dapat dipastikan para pebisnis tersebut urung
melanjutkan rencana kerja selanjutnya. Kalaupun mereka berusaha untuk terus
mengikaat kerja sama, karena satu dan lain hal, acara pertemuan yang sedang
dilaksanakan untuk saling menjajaki, saling mengenal satu sama lain, akan
berjalan dengan alot dan lamban. Disisi lain fungsi bahasa tubuh bermanfaat
dalam mencairkan suasana dalam lobi, diplomasi, dan negoisasi. Alasan logisnya
adalah tidak setiap peretemuan lobi bisa langsung cair suasananya, setidaknya
ada situasi ketika masing-masing pihak mencoba menjajaki lawan bicaranya.
Mencoba dan membaca maksud untuk bertemu, misalnya. Masing-masing mencoba
mengenal satu sama lain. Meski mereka memiliki maksud dan tujuan yang sama,
yaitu mengenal satu sama lain, mereka tidak otomatis bisa mencairkan kebekuan
yang terjadi. Bahasa tubuh sasaran lobi bisa membantu kita sehingga bisa
memperkirakan reaksi yang akan dia berikan atas usul-usul dan permintaan kita.
1) Ketidakpastian
dalam melobi atau negosiasi
Penggunaan bahasa tubuh
akan sangat penting berdampak terhadap aspek dalam segala hal, bahasa tubuh
yang benar akan membuat orang lain merasa tertarik terhadap apa yang kita
lakukan. Namun, jika kita salah menggunakan bahasa tubuh maka yang terjadi
adalah kesalahpaman yang nanti akan muncul. Gerakan mimik wajah dan gerakan
tangan yang tepat saat kita berbicara didepan umum atau saat sedang melakukan
negoisasi itu menjadi poin yang penting untuk menarik minat orang lain terhadap
apa yang sedang kita bicarakan.
2) Dapat
Membaca Feedback lewat Bahasa Tubuh
Feedback
(umpan balik) adalah sebuah pesan yang berfungsi sebagai tanggapan atas pesan
yang di sampaikan komunikator. Feedback
merupakan reaksi komunikan yang muncuk akibat adanya pesan komuikator. Bila
tidak ada pesan komunikator maka tidak ada feedback
atau umpan balik. Feedback komunikan
bisa menolak pesan komunikator, menentang, hingga memusuhi. Feedback yang demikian adalah feedback
yang negatif. Pada feedback yang
positif adalah mulai dari komunikan diam (tidak menerima atau menolak, abstain), mengerti, memahami hingga
mendukung. Paling ekstrem adalah mengajak orang lain untuk bersama mendukung
dan melakukan aksi tindakan sebagaimana dikehendaki komunikator. Jadi saat
berkomunikasi komunikator selalu menetapkan tujuan, yaitu komunikan mengerti,
memahami, mendukung, dan melakukan sesuai yang diminta komunikator.
3) Pesan
Moral
Pesan moral yang disini adalah janganlah
berbohong, bersikaplah jujur dan terus terang, itulah peringatanya. Meski
demikian dibalik pesan moral itu ada nilai-nilai positif yang dapat kita Tarik.
Dalam menghadapi sasaran lobi, meski ia pandai menyembunyikan suasana hatinya,
menyembunyikan perasaanya, dengan sedikit ketekunan anda tetap akan mampu
menangkap sinyal sesungguhnya dari pikiran dan perasaanya.
4) Jebakan
yang muncul dalam komunikasi non verbal
Kita juga perliu berhati-hati dalam
menafsirkan bahasa tubuh. Silap-silap dapat juga menimbulkan salah penafsiran
yang menyebabkan hubungan atau atmosfer positif yang sudah mulai tebangun, rusak
seketika. Walau sedikit berbau parodi, bisa kita contohkan seorang pria
menggerakan alisnya berulang-ulang saat memandang seorang wanita. Bukan
bermaksud menggoda, tetapi dia memang tidak bisa mengendalikan sejumlah
jaringan otot sekitar alis matanya. Bila si wanita langsung marah atau langsung
tersinggung, tentu keduanya tidak dipersalahkan. Salah pengertian, yang
berujung pada negatifnya hubungan hanya karena skalor. Bisa juga muncul salah
pengertian hanya karena faktor perbedaan budaya. Sebagai contoh, usapan pada
kepala. Pada sebagian budaya menunjukan ketidaksopanan, namun pada sebagian
budaya yang lain menunjukan adanya keakraban. Waspada juga terhadap isyarat
yang sama namun memiliki arti yang berbeda.
5)
Mendapatkan Beberapa Tips
a. Alokasikan
waktu anda untuk melatih kemampuan membaca dan menggunakan bahasa isyarat ini.
b. Dalam
psikologi dikenal dengan istilah pertumbuhan. Seiring pertumbuhan yang dialami
manusia, selain ciri-ciri fisik, ciri-ciri kejiwaan seorang pun mengalami
perubahan.
c. Memeratikan
dan menyadari adanya bahasa nonverbal atau bahasa isyarat itu mudah. Namun
untuk menafsirkanya yang sulit. Mengapa demikian, sebab tiap-tiap isyarat akan
di ikuti isyarat lain dan isyarat yang
mengikutinya bisa memperkuat, bisa menentang bisa mengacaukan. Untuk itu, agar
dapat memahami dan mengusainya berlatihlah dengan telaten, sabar, dan teliti.
Penguasaan dan pemahaman bahasa tubuh, akan membantu lobi anda berhasil dan
sukses.
6) Dapat
Membaca Pikiran Sasaran Lobi
Dalam terminology lobi, kemampuan kita dalam membaca
jalan pikiran sasaran lobi juga akan membantu keberhasilan kita dalam melobi.
Dengan baiknya kemampuan kita dalam membaca jalan pikiran sasaran lobi, kita
bisa mengetahui kebhutuhan-kebutuhanya, harapan-harapanya. Kita juga bisa
membaca hal-hal yang tidak ereka sukai, sehingga kita bisa menjauhkan hal-hal
yang tidak di sukainya dan tetap mampu menjaga hubungan yang baik denganya.
Dengan terpenuhnya semua itu, maka untuk mempengaruhinya bukanlah hal yang sulit
lagi. Tentunya keberhasilan kita dalam melobi akan semakin tinggi
persentasenya.
BAB III
PENUTUP
33.1 KESIMPULAN
Bahasa
tubuh dan Bahasa non verbal sangatlah penting bagi Public Relations (PR) atau Humas dalam Teknik Lobi dan negosiasi,
karena dengan adanya kemampuan kita dalam membaca jalan pikiran sasaran lobi
juga akan membantu keberhasilan kita dalam melobi. Dengan baiknya kemampuan
kita dalam membaca jalan pikiran sasaran lobi, kita bisa mengetahui
kebhutuhan-kebutuhanya, harapan-harapanya. Kita juga bisa membaca hal-hal yang
tidak ereka sukai, sehingga kita bisa
menjauhkan hal-hal yang tidak di sukainya dan tetap mampu menjaga hubungan yang
baik denganya,dengan begitu kita akan lebih mudah mendapatkan menuampaikan
tujuan dari perusahaan kita.
33.2 SARAN
Karena
kemampuan dalam memahami Bahasa tubuh dan komunikasi non verbal sangatlah
penting maka kita sebagai calon generasi Humas di Indonesia atau Public Relations (PR) harus memahami dan
menerapkan Bahasa tubuh (gesture)
kepada lawan bicara kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Partao, Zainal Abidin, 2007, Teknik Lobi dan Diplomasi. Jakarta
:Indeks
Potter,
Richard E dan Larry A, 2014, Intercultural
Communication, Boston: Cengage Learning
Langganan:
Komentar (Atom)
